Empat Pilar – Pengertian SNR (Signal to Noise Ratio) : Rumus dan Cara Hitungya. Pelajari pengertian SNR (Signal to Noise Ratio), rumus perhitungannya, dan cara menghitungnya dalam berbagai situasi. Temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum seputar SNR.
Bagi mereka yang bergelut di dunia teknologi komunikasi, terutama di bidang audio, video, dan sinyal digital, tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah SNR (Signal to Noise Ratio).
Namun, bagi sebagian orang, istilah ini mungkin masih cukup asing. Di artikel ini, kita akan menjelajahi secara mendalam apa itu SNR, rumus yang digunakan untuk menghitungnya, dan bagaimana cara menghitung SNR dengan benar.
SNR atau Signal to Noise Ratio merupakan perbandingan antara kekuatan sinyal yang diinginkan dan kekuatan sinyal yang tidak diinginkan (noise) dalam suatu sistem komunikasi. SNR digunakan untuk mengukur kualitas sinyal dalam sistem tersebut.
Pengertian SNR (Signal to Noise Ratio)
Pengertian SNR (Signal to Noise Ratio) adalah ukuran untuk membandingkan tingkat sinyal yang diinginkan dengan tingkat kebisingan atau noise yang tidak diinginkan yang diambil dari latar belakang.
Istilah SNR atau S/N Ratio ini dapat didefinisikan sebagai rasio daya sinyal terhadap daya noise yang dinyatakan dalam satuan decibel (dB). Dalam bahasa Indonesia, istilah SNR ini juga diterjemahkan menjadi Rasio Sinyal terhadap Noise.
Rasio Sinyal terhadap Noise ini dihitung dengan mengambil level sinyal yang diinginkan dan mengurangi level sinyal noise yang tidak diinginkan.
Semakin tinggi nilai SNR, semakin baik kualitas mikrofon atau headset yang digunakan. Sebagai contoh, headset yang baik akan memiliki SNR sebesar 60dB atau lebih, sedangkan headset dengan fungsi Noise-Canceling yang luar biasa memiliki SNR sebesar 100dB atau lebih besar.
Sinyal yang diinginkan dapat berupa ucapan, musik, atau suara lainnya yang diinginkan dalam perekaman dengan mikrofon.
Sedangkan suara yang tidak diinginkan seperti dengungan suara AC, suara pesawat terbang, noise listrik, dan noise lainnya yang tidak diinginkan dalam perekaman dianggap sebagai noise.
Oleh karena itu, tingkat SNR menjadi salah satu spesifikasi penting dalam menentukan kualitas sebuah mikrofon atau headset yang baik.
Semakin besar sinyal yang diinginkan dan semakin sedikit noise yang ditangkap, maka semakin tinggi nilai SNR-nya.
SNR yang dinyatakan dengan dB biasanya dalam angka positif, kecuali jika perangkat mikrofon tersebut menangkap lebih banyak noise daripada sinyal yang diinginkan atau mungkin sudah rusak.
Sebagian besar perangkat mikrofon dan headset dilengkapi dengan lembar data (datasheet) yang memberikan informasi tentang spesifikasi SNR dari perangkat tersebut.
Dengan demikian, SNR menjadi salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan dalam memilih perangkat mikrofon atau headset yang berkualitas.
Rumus SNR (Signal to Noise Ratio)
Setelah memahami Pengertian SNR (Signal to Noise Ratio), selanjutnya sebelum kalian melakukan perhitungan signal to noise ratio (SNR), kita perlu melakukan pengukuran terhadap sinyal utama (S) yang diinginkan dan juga noise (N) yang tidak diinginkan.
Pengukuran ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat pengukur sinyal (Signal Analyzer) yang bisa menampilkan grafik pada layarnya.
Dalam perhitungan SNR, rumus yang digunakan adalah :
SNR = Sinyal – Noise.
Namun, penting untuk diingat bahwa rumus ini hanya bisa digunakan jika nilai sinyal dan nilai noise sama-sama dalam satuan decibel (dB).
Oleh karena itu, perlu dilakukan konversi nilai sinyal dan noise menjadi dB jika tidak sudah dalam satuan tersebut sebelumnya.
Secara umum, semakin tinggi nilai SNR maka semakin baik kualitas sinyal yang dihasilkan.
Oleh karena itu, pengukuran SNR menjadi penting terutama dalam aplikasi yang memerlukan sinyal yang berkualitas tinggi seperti dalam perekaman suara atau pemrosesan sinyal digital.
Cara Sederhana Menghitung Signal to Noise Ratio (SNR)
Sudah mengetahui Pengertian SNR (Signal to Noise Ratio)? Lalu berikutnya adalah contoh perhitungan signal to noise ratio (SNR) pada Headset:
Dalam contoh ini, kita melihat gambar sinyal dan noise pada Headset yang merekam sinyal yang diinginkan sebesar -20dB dan merekam suara di latar belakang di sekitar -50dB.
Untuk mengetahui SNR dari Headset tersebut, kita menggunakan rumus SNR = Sinyal – Noise. Dengan demikian, perhitungan SNR pada Headset A adalah sebagai berikut:
- SNR = Sinyal – Noise
- SNR = -20dB – (-50dB)
- SNR = 30dB
Dengan hasil perhitungan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Headset A memiliki rasio sinyal terhadap noise sebesar 30dB.
Semakin tinggi nilai SNR, semakin baik kualitas sinyal yang dihasilkan oleh Headset tersebut.
Oleh karena itu, perhitungan SNR menjadi penting dalam menentukan kualitas sebuah Headset atau perangkat lainnya yang memerlukan sinyal yang berkualitas tinggi.
Kategori Kualitas Signal to Noise Ratio
Signal to Noise Ratio dapat dikategorikan kualitasnya sebagai berikut:
- 40dB SNR = Sinyal sangat baik (5 bar); koneksi cepat, throughput maksimal dan stabil.
- 25dB – 40dB SNR = Sinyal sangat bagus (3-4 bar); terkoneksi baik, throughput maksimal.
- 15dB – 25dB SNR = Sinyal lemah (2 bar); terkoneksi baik, throughput tidak maksimal.
- 10dB – 15dB SNR = Sinyal sangat lemah (1 bar); koneksi tidak terlalu stabil, throughput rendah.
- 5dB – 10dB SNR = Tidak ada sinyal; koneksi sangat tidak stabil, throughput sangat rendah.
Selain SNR, ada juga SNR margin yang merupakan suatu kualitas dari tingkat sinyal asli yang bisa diterima oleh modem dengan menggunakan media penghantarnya seperti kabel tembaga, serat optik, atau jenis konduktor lainnya.
SNR margin dapat diartikan sebagai tingkat perbedaan yang terdapat pada jalur transmisi antara kekuatan sinyal asli dengan noise-nya.
Berikut adalah nilai ambang batas dari SNR margin dalam kategori yang berbeda. Semakin tinggi nilai SNR margin, semakin baik kualitas sinyal yang diterima:
- 29,0 db – Keatas = Outstanding (Bagus Sekali).
- 20,0 db – 28,9 db = Excellent (Bagus) – Koneksi stabil.
- 11,0 db – 19,9 db = Good (Baik) – Sinyal ADSL dapat berlangsung lancar.
- 07,0 db – 10,9 db = Fair (Cukup) – Rentan terhadap gangguan.
- 00,0 db – 06,9 db = Bad (Buruk) – Sinkronisasi gagal atau tidak lancar.
Selain SNR margin, dalam melakukan transmisi sinyal terdapat juga Line Attenuation (LA).
LA merupakan nilai yang dapat menunjukkan seberapa baik kualitas dari sinyal yang sudah diterima, dan faktor ini juga berpengaruh pada kualitas sinyal yang diterima serta panjang kabel yang digunakan.
LA dapat diartikan sebagai redaman yang terjadi saat terjadi transmisi sinyal asli yang ditransmisikan melalui media seperti tembaga, serat optik, dan sejenisnya.
Berikut adalah ambang batas dari Line Attenuation, di mana semakin rendah nilai Line Attenuation maka semakin baik kualitas sinyal yang diterima:
- 00,0 db – 19,99 db = Outstanding (Bagus Sekali).
- 20,0 db – 29,99 db = Excellent (Bagus).
- 30,0 db – 39,99 db = Very Good (Baik).
- 40,0 db – 49,99 db = Good (Cukup).
- 50,0 db – 59,99 db = Poor (Buruk) dengan kemungkinan sering terjadi gangguan.
- 60,0 db – Keatas = Bad (Sangat Buruk) – Internet tidak akan bisa berjalan lancar.
Penutup
Dalam penutup, pengertian SNR (Signal to Noise Ratio) merupakan indikator penting dalam mengukur kualitas sinyal yang diterima oleh suatu sistem komunikasi.
SNR menggambarkan perbandingan antara sinyal yang diinginkan dengan noise atau gangguan yang muncul dalam sistem.
Dengan memahami rumus dan cara menghitung SNR, kita dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan mengurangi gangguan yang mungkin terjadi.
Semoga artikel dari empatpilar.com mengenai Pengertian SNR (Signal to Noise Ratio) ini, bisa memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai SNR, rumus, dan cara menghitungnya.
Dengan informasi ini, diharapkan kita dapat semakin meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem komunikasi yang kita gunakan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Selamat mencoba dan teruslah berinovasi dalam dunia komunikasi!
Rekomendasi:
- Pengertian Tahanan Listrik (Resistivitas), dan Rumusnya Empat Pilar - Pengertian Tahanan Listrik (Resistivitas), dan Rumusnya. Artikel ini menjelaskan Pengertian Tahanan Listrik secara mendalam, beserta dengan konsep, jenis-jenis, dan pentingnya memahami tahanan listrik dalam kehidupan sehari-hari. Apa…
- Pengertian Teorema Norton : Contoh Soal dan Cara Menghitung Empat Pilar - Pengertian Teorema Norton : Contoh Soal dan Cara Menghitung. Pengertian Teorema Norton, contoh soal, dan cara menghitungnya, sekaligus penjelasan mendalam untuk membantu Kalian memahami konsep penting dalam…
- Perbedaan COP dan EER Pada AC : Pahami Secara Lengkap Empat Pilar - Perbedaan COP dan EER Pada AC : Pahami Secara Lengkap. Di dunia teknologi pendinginan ruangan, dua istilah yang sering kali membingungkan adalah Coefficient of Performance (COP) dan…
- Ini Dia Cara Mengetahui, Perbedaan TV Digital dan Analog Empat Pilar - Ini Dia Cara Mengetahui, Perbedaan TV Digital dan Analog. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, televisi telah mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan dari televisi…
- Pengertian Desibel dan Cara Menghitungnya :… Empat Pilar - Pengertian Desibel dan Cara Menghitungnya : Dilengkapi dengan Rumus. Artikel ini menjelaskan secara mendalam tentang pengertian desibel, cara menghitungnya, dan rumus yang perlu Kamu ketahui untuk lebih…
- Pengertian Faktor Daya : Rumus dan Cara Menghitung Lengkap Empat Pilar - Pengertian Faktor Daya : Rumus dan Cara Menghitung Lengkap. Faktor daya adalah salah satu konsep penting dalam dunia listrik. Baik dalam lingkungan industri maupun rumah tangga, pemahaman…
- Berikut Cara Kalibrasi dan Penggunaan Osiloskop… Empat Pilar - Berikut Cara Kalibrasi dan Penggunaan Osiloskop Secara Lengkap. Pelajari cara kalibrasi dan penggunaan osiloskop untuk mengoptimalkan hasil pengukuran Kalian dan meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan Kalian. Sebelum kita…
- Pengertian Impedansi Speaker, Penjelasan Lengkap Empat Pilar - Pengertian Impedansi Speaker, Penjelasan Lengkap. Pengertian Impedansi Speaker, temukan semua yang perlu Kalian ketahui tentang impedansi speaker dalam artikel mendalam ini. Jelajahi topik, FAQ, dan tip penting!…
- 1000 VA Berapa Watt : Rumus dan Cara Menghitung Lengkap Empat Pilar - 1000 VA berapa Watt : Rumus dan Cara Menghitung Lengkap. Inilah panduan lengkap yang mencakup segala sesuatu tentang "1000 VA berapa Watt: Rumus dan Cara Menghitung Lengkap."…
- Rumus dan Rangkaian Pembagi Tegangan Atau Voltage… Empat Pilar - Rumus dan Rangkaian Pembagi Tegangan Atau Voltage Divider : Pembahasan Lengkap. Pelajari cara menghitung dan merancang rangkaian pembagi tegangan atau voltage divider dengan panduan lengkap ini yang…
- Pengertian Media Transmisi : Karakteristik, Jenis… Empat Pilar - Pengertian Media Transmisi : Karakteristik, Jenis dan Contohnya. Untuk mengenal lebih dalam tentang pengertian media transmisi, karakteristiknya, jenis dan contohnya, artikel ini menyajikan wawasan mendalam yang sangat…
- Pengertian Rangkaian Campuran : Gambar dan Rumusnya Lengkap Empat Pilar - Pengertian Rangkaian Campuran : Gambar dan Rumusnya Lengkap. Dalam artikel ini, kita akan memahami secara mendalam Pengertian Rangkaian Campuran, pentingnya rangkaian ini dalam dunia elektronik, dan bagaimana…
- Pengertian Low Pass Filter (LPF) : Fungsi dan… Empat Pilar - Pengertian Low Pass Filter (LPF) : Fungsi dan Jenisnya Secara Lengkap. Teknologi elektronik dan komunikasi telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Di balik semua perangkat elektronik…
- Cara Menghitung Kebutuhan Atap Multiroof : Tips Lengkap Empat Pilar - Cara Menghitung Kebutuhan Atap Multiroof : Tips Lengkap. Selamat datang di panduan ahli kami tentang Cara Menghitung Kebutuhan Atap Multiroof. Baik kalian seorang pemilik rumah atau seorang…
- 1 Ampere Berapa Watt? Berikut Penjelasan Secara Lengkapnya Empat Pilar - 1 Ampere Berapa Watt? Berikut Penjelasan Secara Lengkapnya. Dalam dunia listrik, konsep konversi antara berbagai unit pengukuran seringkali dapat membingungkan. Salah satu perbandingan yang sering menimbulkan pertanyaan…
- Cara Menghitung CC Motor dengan Langkah Mudah dan Benar Empat Pilar - Cara Menghitung CC Motor dengan Langkah Mudah dan Benar. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam cara menghitung CC motor dan memahami setiap langkahnya. Ikuti panduan…
- Penjelasan Mengenai Ukuran TV 42 Inch Berapa Cm Empat Pilar - Penjelasan Mengenai Ukuran TV 42 Inch Berapa Cm. Ah, televisi! Siapa yang tak kenal dengan sahabat setia yang menghibur kita di setiap ruangan? Kini, televisi telah menjadi…
- Pengertian Function Generator : Fungsi dan Jenis-Jenisnya Empat Pilar - Pengertian Function Generator : Fungsi dan Jenis-Jenisnya. Dapatkan pemahaman mendalam tentang 'Pengertian Function Generator: Fungsi dan Jenis-Jenisnya' dalam artikel ini. Pelajari lebih lanjut tentang alat penting ini…
- Fungsi Kapasitor Milar : Pengertian, Datasheet dan… Empat Pilar - Fungsi Kapasitor Milar : Pengertian, Datasheet dan Contoh Penggunaannya. Temukan segala hal tentang Fungsi Kapasitor Milar: Pengertian, datasheet dan contoh penggunaannya dalam artikel ini. Dapatkan pengetahuan mendalam…
- Perbedaan Bit dan Byte : Pembahasan Secara Lengkap Empat Pilar - Perbedaan Bit dan Byte : Pembahasan Secara Lengkap. Jelajahi dunia digital dengan memahami perbedaan bit dan byte secara mendalam dalam artikel ini. Perbedaan Bit dan Byte: Pembahasan…
- Skema Dinamo Mesin Cuci : Manfaat, Cara Menggulung… Empat Pilar - Skema Dinamo Mesin Cuci : Manfaat, Cara Menggulung dan Rumusnya. Artikel ini menjelaskan skema dinamo mesin cuci dan bagaimana komponen ini mempengaruhi performa mesin cuci. Pelajari lebih…
- Pengertian Antena Dipole : Cara Kerja dan Jenisnya Lengkap Empat Pilar - Pengertian Antena Dipole : Cara Kerja dan Jenisnya Lengkap. Selamat datang dalam eksplorasi mendalam tentang Pengertian Antena Dipole: Cara Kerja dan Jenisnya. Kamu pernah bertanya-tanya apa itu…
- Pengertian Multiplexer (Multiplekser) : Fungsi, Cara… Empat Pilar - Pengertian Multiplexer (Multiplekser) : Fungsi, Cara Kerja dan Contoh Perhitungannya. Dalam artikel ini, kita akan melihat pengertian multiplexer (multiplekser) dalam detail yang mendalam, menjelajahi berbagai aspek teknis…
- Pengertian Hukum Lenz : Sejarah, Rumus dan Contoh Soalnya Empat Pilar - Pengertian Hukum Lenz : Sejarah, Rumus dan Contoh Soalnya. Ikuti perjalanan penemuan fisika yang menarik ini, memahami "Pengertian Hukum Lenz : Sejarah, Rumus dan Contoh Soalnya", dan…
- 1 Pick Up Berapa Kubik Pasir? Ini Penjelasannya Empat Pilar - 1 Pick Up Berapa Kubik Pasir? Ini Penjelasannya. Apakah Anda bertanya-tanya, "1 Pick Up Berapa Kubik Pasir?" Dalam artikel informatif ini, kami akan menjawab pertanyaan ini dan…
- Pengertian Buletin dan Fungsinya : Pahami dengan Baik Empat Pilar - Pengertian Buletin dan Fungsinya : Pahami dengan Baik. Kalian akan menemukan pengertian buletin dan fungsinya, serta bagaimana buletin dapat menjadi alat komunikasi yang efektif. Pelajari tentang berbagai…
- Perbedaan Internet dan World Wide Web (www) :… Empat Pilar - Perbedaan Internet dan World Wide Web (www) : Pembahasan Lengkap. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai Perbedaan Internet dan World Wide Web (www), sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan umum…
- Pengertian Konektor (Connector) : Jenis dan… Empat Pilar - Pengertian Konektor (Connector) : Jenis dan Fungsinya Secara Lengkap. Pelajari pengertian konektor (connector) dalam berbagai konteks, seperti elektronik, komputer, dan jaringan, serta jawaban atas pertanyaan yang sering…
- Pengertian Transistor Darlington : Fungsi dan Cara… Empat Pilar - Pengertian Transistor Darlington : Fungsi dan Cara Konfigurasinya. Pelajari lebih lanjut tentang pengertian transistor Darlington, fungsi, dan cara konfigurasinya yang efisien dan efektif untuk meningkatkan penguat sinyal…
- Bentuk Rangkaian Paralel Komponen Resistor : dan… Empat Pilar - Bentuk Rangkaian Paralel Komponen Resistor : dan Rumus Menghitungnya. Dalam dunia elektronika, rangkaian paralel menjadi salah satu konfigurasi yang paling umum digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen resistor. Dalam…